Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara Singkat

laporan kunjungan industri kelapa sawit ke PTPN IV Pabatu

Hallo, selamat pagi, artikel ini akan membahas tentang proses pengolahan kelapa sawit secara singkat yuk baca lebih rinci tentang dunia sawit.

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI KE 
PTP.NUSANTARA IV (Persero) PABATU

DI SUSUN

OLEH :

NAMA              DEDEK DARWANSYAH TANJUNG

KELAS             :  XI KI-2

JURUSAN        :  KIMIA INDUSTRI

SMK NEGERI 3 MEDAN

Jl.STM NO.12 B Kp.Baru Medan 20219

Telp.(061) 7866530 – fax (061) 7853381

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas campur tangan-Nya sehingga penyusunan laporan kunjungan industri ke PTP.NUSANTARA IV PABATU ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan laporan ini sebagai bukti untuk memenuhi bahwa penulis telah melaksanakan Kunjungan industri dengan baik.

Dengan ini penulis bertima kasih kepada kepala semua pihak yang berkaitan yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan kunjungan industri dan tour. Laporan ini dapat terbuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan dari pihak pembimbing di perusahaan, dan dari buku selayang pandang perusahaan. oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih.

Akhir dari kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam upaya penyelesaian laporan ini. Penulis juga mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini tersebut.

                                                                                                Medan , 10 april 2015

                                                                                                            penulis

                                                                                                (  Dedek darwansyah T )

DAFTAR ISI

                                                                                                                                    Hal

Cover …………………………………………………………………………….     1

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................. 3

BAB I  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang (sejarah perusahaan secara singkat)................................ 5

1.2 Tujuan kunjungan industri....................................................................... 5

1.3 Manfaat kunjungan industri..................................................................... 5

BAB II ISI(PROSES)

A.    produkyang dihasilkan..............................................................................      7

B.     Proses dari bahan baku hingga barang jadi.............................................        7

2.1 Stasiun Penerimaa Buah (Fruit Reception Station).................................. 7

           2.2 Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)........................................................ 8

           2.3. Stasiun Penebah (Threshing station)...................................................     11

           2.4  Stasiun Pengempaan (Pressing Station)................................................... 12

           2.5 Stasiun Pemurnian (Clarification Station)................................................. 14

     C.  Bahanbahankimia yang di gunakan beserta fungsidan dampak nya

Bagi konsumen .........................................................................................      17

      D. Pemasaran...................................................................................................     17

      E.  Kontribusi perusahaanterhadap masyarakat sekitar nya secara

    Khusus dan masyarakat umum..............................................................      18

      F.  Penanganan limbah....................................................................................      19

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

              3.1 Kesimpulan....................................................................................... .... 20

              3.2 Kesan ...............................................................................................      20

            3.3 Saran/Pesan.......................................................................................... .... 20

BAB IV PENUTUP............................................................................................     21

BAB V LAMPIRAN ( GAMBAR ) ..................................................................      22-23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang ( Sejarah perusahaan secara singkat)

      Unit kebun pabatu berasal dari hak konsesi pabatu gunung kataran dan dolok merawan milik handless vereninging amsterdam yang di ambil alih dan dinasionalisasikan oleh pemerintah indonesia dari BOCM pada tahun 1957 dengan luas areal keseluruhan saat itu 6.173,53 hektar.pada awal nya sampai dengan tahun 1938 , unit kebun pabatu adalah perkebunan tembakau yang di kenversi oleh BOCM  menjadi perkebunan sawit.

Berdasarkan konstatering no :  110/-PPT/B, menteri dalam negeri Cq. Di rektorat Jenderal agraria melalui surat keputusan no.:19/HGU/DA/-1976 tanggal 26 juni 1976 memberikan hak guna usaha kepada  PNP-IV atas areal seluas 5.770,07 hektar yang didasari atas pemeriksaan yang di lakukan oleh panitia B yang menetapkan bahwa areal tersebut bebas dari pendudukan rakyat. Dengan luas kebun 5.770,07 hektar tersebut .unit kebun pabatu ditopang oleh sumber daya manusia yang berjumlah : karyawan pimpinan 20 orang,tenaga pendidik 2 orang,karyawan pelaksana 1.186 orang, dan pengamanan 1 orang.

PTPN IV dibentuk berdasarkan PP nomor 09 tahun 1996 tentang peleburan PTP yang berada di wilayah sumatera utara dan akte notaris harun kamil, SH no.37 tanggal 11 maret 1996. Pengesahan dari menteri kehakiman dengan SK no.C2-8332. HT.01.01 tanggal 8 agustus 1996, dan diumumkan dalam berita negara republik indonesia no. 81 tanggal 8 oktober 1996. Perubahan anggaran dasar berdasarkan akte no 18 dari notaris sri rahayu H. Prasetio, SH tanggal 26 september 2002 yang disetujui oleh menteri kehakiman dan hak asasi manusia RI dengan surat keputusan No.C-20652.HT.01.04 tanggal 23 oktober 2002.Diubah terakhir kali berdasarkan akte notaris sri ismiyati SH Nomor 11 tanggal 4 agustus 2008, di umumkan dalam berita negara RI no. 90, tanggal 7 nopember 2008 , tambahan berita negara no.22826. kantor pusat PTPN IV beralamat di JL.Letjend. suprapto No. 2,medan 20151 telp (061) 4154666 Fax (061) 4573117.

Unit kebun pabatu berjarak ± 0,7 KM dari kota tebing tinggi dan ± 88 KM dari kota medan serta ± 40 KM dari kota pematang siantar. Unit kebun pabatu berada pada ketinggian  ± 300 meter di atas permukaan laut dengan topografi bergelombang, curah hujan berdasarkan data stasiun penakar curah hujan unit kebun pabatu periode s/d februari 2012 sebesar rata rata ± 232 mm per tahun dan kelembapan udara 63,70 %.

1.2  Tujuan Kunjungan Industri

Ada beberapa tujuan diadakannya kunjungan industri bagi siswa/siswi sebagai berikut:

1.   Memperluas pengatahuan siswa dalam lingkungan dunia kerja.

2.   Mendorong siswa agar mempunyai minat bekerja di perusahaan.

3.   Memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja perusahaan.

4.  Mendorong siswa agar mempunyai rasa kedisiplinan dan tanggung

     jawab.

5.    Membantu siswa melaksanakan program diklat.

6.    Melihat secara langsung proses produksi dari awal sampai akhir.

7.Untuk Belajar (tidak hanya tau teknik tapi juga praktik dan

Carapemasarannya).

1.3  Manfaat Kunjungan Industri

Adapun Beberapa manfaat kunjungan Industri diantaranya :

Bagi siswa

*      Dapat mengetahui kedisiplinan dan tata tertib yang tegas pada dunia kerja.

*      Melihat secara langsung cara kerja produksi.

*      Mendapat gambaran saat akan bekerja di industri atau ingin membuat sebuah Industri.

Bagi sekolah

*   Memperlakukan tata tertib yang tegas bagi siswa.

*   Sekolah dapat mengajak siswa belajar langsung di lapangan.

Bagi Industri

*      Dapat berbagi ilmu dengan siswa.

*      Mengajak dan memperlihatkan proses produksi bagi siswa maupun guru.

*      Memperkenalkan sejarah singkat tentang berdirinya industri.

*      Memperkenalkan hasil produksi pada masyarakat luas.

BAB II

ISI (PROSES)

A. PRODUK YANG DI HASILKAN.

Produk yang dihasilkan antara lain minyak sawit (crude palm oil=CPO) , inti sawit (palm kernel=PK), palm kernel oil (PKO) , palm kernel meal (PKM) dan teh jadi.

B.PROSES DARI BAHAN BAKU HINGGA JADI

2.1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Receiving Station)

1. Jembatan Timbang (Weigh Bridges)

Alat ini berfungsi untuk menimbang TBS dari afdeling yang diangkut truk. Untuk memperoleh Netto TBS, ditimbang terlebih dahulu berat bruttonya, yaitu berat truk dengan berat TBS. Kemudian TBS dikeluarkan dari truk dan dituangkan di loading ramp. Setelah itu truk yang kosong ditimbang untuk mengetahui berat tarra setelah itu berat netto dari TBS yaitu selisih antara berat brutto dengan berat tarra. Kapasitas timbangan yang digunakan 30 dan 40 Ton.

Berfungsi sebagai alat penampung sementara dan pemindahan TBS kedalam lori rebusan, sebagai tempat pensortiran TBS dan juga sebagai pembersihan TBS dari pasir dan kotoran.

Spesifikasi Loading Ramp:

- Kemiringan 27º - 30º

- Jarak Kisi ± 1 – 5 cm

- Kapasitas Tampung ± 150 Ton

   -14 buah pintu yang digerakkan oleh kompressor untuk menutup dan membuka pintu sehingga TBS dapat masuk ke dalam lori.

Pada tahap ini dilakukan pensortasian terhadap TBS yang masuk, sebab mutu dari TBS yang diolah sangat mempengaruhi rendemen dan mutu produksi dari CPO yang dihasilkan. Adapun tujuan sortasi adalah untuk mengetahui tingkat kematangan buah dan menilai mutu yang masuk ke pabrik.

Derajat kematangan yang baik yaitu, jika tandan-tandan yang dipanen berada pada fraksi 1,2, dan 3, sebab pada fraksi ini terjadi keseimbangan rendemen minyak tinggi dengan kadar asam lemak bebas yang rendah.

Tabel Kriteria dalam mensortasi TBS (Tandan Buah Segar)

No

Kematangan

Fraksi

Jumlah Brondolan

Keterangan

1

2

3

Mentah

Matang

Lewat matang

00

1

2

3

4

5

Tidak ada yang memberondol

1-10 Buah luar brondol

10-25 Buah luar berondol

25-50 Buah luar berondol

50-75 Buah luar berondol

75-100 Buah luar berondol

Buah dalam juga memberondol

,ada yang busuk

Sangat mentah

Mentah

Kurang matang

Matang I

Matang II

Lewat matang I

Lewat matang II

Sumber: Pusat Penelitian Marihat, 1982

Berfungsi untuk mengangkut TBS dari Loading Ramp ke Sterilizer sebagai tempat merebus TBS. Rata-rata kapasitas dari tiap lori rebusan adalah 2,5 ton/lori. Dalam pengisian lori hendaknya jangan sampai penuh, karena dapat mengakibatkan:

  1. Tandan buah dapat jatuh kedalam rebusan
  2. Pintu maupun plate penahan tandan buah bengkok
  3. Tandan buah dapat jatuh, sehingga dapat menimbulkan:
      • penyumbatan saringan pipa kondensat
      • kerugian waktu dan steam serta kerusakan alat

    Berfungsi untuk memindahkan lori yang berisi TBS dari loading ramp ke rel rebusan. Alat ini terdiri dari 1 unit dengan kapasitas 3 lori.

    2.2. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)

    Langkah pertama dari pengolahan kelapa sawit adalah rebusan yang berfungsi sebagai tempat untuk merebus TBS dengan tekanan 2,8 – 3 kg/cm² dan suhunya 130ºC - 140ºC serta membutuhkan siklus ± 100 menit. Tempat rebusan ada 3 unit, kapasitas dari tiap rebusan adalah 10 unit lori, sedang lamanya waktu untuk merebus 90 menit. Pemeriksaan dan pembersihan saringan kondensat dan rel rebusan dilakukan setiap minggu.

    https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQfKkSr6trWPkUI1T51ucsI234RT-jhUlLRoq8MyV2HcoXm6lVc

    a. Tujuan Perebusan:

    - Mematikan dan menonaktifkan enzim penghidrolisa minyak.

    - Mengurangi kadar air dalam buah ± 10% - 14% terhadap total TBS yang direbus.

    - Membekukan zat putih telur yang terdapat dalam daging buah.

    - Memudahkan buah sawit lepas dari janjangan pada proses penebahan (thrasher).

    - Mempermudah pamecahan cangkang, sehingga persentase inti pecah berkurang.

    b. Sistem Rebusan:

    Sistem rebusan menggunakan sistem tiga (3) puncak:

      1. Puncak Pertama

    Setelah selesai pengeluaran udara, tekanan uap dinaikkan hingga 0,8 – 1,0 kg/cm², kemudian dibuang dengan Blow Down sampai tekanan uap 0 kg/cm².

      1. Puncak Kedua

    Sterilizer diisi uap lagi hingga tekanan 1,5 – 2,0 kg/cm², kemudian dibuang melalui Blow Down sampai tekanan uap 0 kg/ cm².

    3. Puncak Ketiga

    Diisi uap hingga tekanan 2,8 – 3,0 kg/cm², kemudian ditahan sampai jangka waktu tertentu, lalu selanjutnya dibuang.

    Sistem Perebusan Tiga Puncak:

    • Memasukkan TBS : 3 menit
    • Menutup pintu : 2 menit
    • Buang udara (kran buang) : 2 menit
    • Naikkan uap : 5 menit (0-1,5) kg/cm²
    • Buang air kondensat : 1 menit (1,5-2,5) kg/cm²
    • Naikkan uap : 3 menit
    • Buang air kondensat : 2 menit (0,3-2,5) kg/cm²
    • Naikkan uap sampai dengan 3 kg/cm² : 18 menit (0,3-2,8) kg/cm²
    • Menahan uap : 50 menit
    • Buang air : 1 menit
    • Buang uap dan air (TBS masak) : 6 menit
    • Buka pintu rebusan : 2 menit
    • Menarik lori keluar : 3 menit
    • Total : 100 menit

    Sisitem tiga puncak digunakan karena berfungsi sebagai tindakan fisika juga dapat terjadi proses mekanik, yaitu, adanya goncangan yang disebabkan oleh perubahan tekanan yang cepat.

    a.Pembuangan Udara

    Udara dalam rebusan menurunkan tekanan. Pembuangan terlalu cepat dapat menyebabkan terjadinya terbulensi,yaitu, pencampuran udara dengan uap yang menyebabkan kebutuhan waktu daerasi lebih lama.:

    - Waktunya yaitu, semakin lama maka semakin sempurna proses pembuangan udara, tapi terjadi penurunan kapasitas oleh sterilizer.

    - Proses daerasi dilakukan secara bertahap dan terpadu dengan pembuangan air kondensat, yaitu dengan pambuangan air kondensat secara terus menerus melalui pipa pada dasar rebusan.

    b. Pembuangan Air

    Air dalam rebusan akan mengabsorbsi panas yang diberikan, sehingga jumlah air makin bertambah. Pertambahan yang tidak diimbangi dengan pengeluaran air kondensat akan memperlambat usaha pencapaian tekanan puncak.

    c. Lamanya Rebusan

    Hubungan waktu perebusan dengan efisiensi ekstraksi minyak yaitu:

    - Semakin lama, maka jumlah buah yang terlepas dari janjangan akan semakin banyak

    - Semakin lama, maka biji mudah pecah

    - Semakin lama, maka kehilangan minyak pada air kondensat semakin tinggi

    - Semakin lama, maka kandungan minyak dalam tandan kosong makin tinggi, karena diserap oleh tandan

    - Semakin lama, maka mutu senakin menurun ditandai dengan penurunan nilai Deterioration Of Bleachability Index (DOBI).

       d. Pembuangan Uap

    Uap dibuang dari cerobong atas yang pipanya berdiameter 8 inch. Pembuangan uap pada puncak-puncak sebelum akhir perebusan bersamaan dengan pembuangan air kondensat, sehingga penurunan tekanan dapat berlangsung cepat.

    Syarat-Syarat Perebusan Yang Baik:

    - Tekanan uap ketel pada perebusan antara (2,8-3,0) kg/cm².

    - Temperatur rebusan ± 130ºC - 140ºC.

    - Lama merebus antara 90 menit.

       - Muatan lori rata-rata, ± 2,5 Ton tiap lori.

       - Pemasukan uap dilakukan bertahap sehingga tidak ada udara tertinggal di dalam sterilizer, dan pembuangan uap bekas.

    Kehilangan Minyak Pada Proses Perebusan:

    - Norma kehilangan minyak pada air rebusan/kondensat max 0,50% terhadap contoh.

    - Norma kehilangan minyak pada tandan kosong pada proses rebusan max 2,50% Thd.

    2.3. Stasiun Penebah (Thrasher Station)

    1. Alat Pengangkutan (Hosting Crane)

    Berfungsi untuk menaikkan/menuang lori yang berisi buah masak ke Auto Feeder dan menurunkan lori kosong ke rel rebusan. Jumlah hoisting crane sebanyak sebanyak 2 unit, beroprasi 1 unit dan 1 unit untuk bersiaga. Daya angkut alat ini adalah 5 Ton, terletak pada ketinggian ± 5 meter.

    https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSDtkaj5wym9yoRTC0ahXIBiWqYa9B8TiHY-Fy_0eedOODMnzX0

    Berfungsi mengangkut dan mengatur buah jatuh ke bantingan. Pengisian harus merata supaya buah rebus masuk ke bantingan teratur. Jika bertumpuk maka akan terjadi loses (kehilangan minyak) pada tandan kosong (berondolan ikut tankos). Kecepatan putaran Auto Feeder ± 2 rpm.

    Berfungsi untuk melepaskan buah dari janjangan. Dilengkapi dengan Bunch Crusher, Kadar minyak dalam tankos ± 1,85% terhadap contoh, dan berondolan terikut tankos ± 2,5% terhadap contoh.

    Tujuan Penebahan, yaitu:

    - Melepaskan berondolan buah dari janjangan

    - Memisahkan berondolang dengan janjangan

    Spesifikasi Alat:

    a. Panjang tromol : 4000 mm (Daya = 20 Hp)

    b. Merk/Buatan/Tipe : Horizontal

    c. Diameter : 2000 mm

    d. Kapasitas : 30 Ton

    e. Putaran tromol : ± 23 rpm – 25 rpm

    f. Rongga kisi-kisi : ± 2,5 cm

    g. Jumlah katekopen : 0,5 %

    Putaran mesin penebah ini adalah 23 rpm, buah sawit yang keluar dari kisi-kisi tromol alat penebah ini ditampung di conveyor lalu diangkat dengan Fruit Elevator dan diangkut ke pengadukan (Digeter). Kesalahan pada proses penebahan terjadi akibat buah yang masuk kedalam rotary drum terlalu banyak, sehingga bantingan kurang dari 6 kali janjangan sudah keluar ke empty bunch conveyor. Pemeriksaan dan pembersihan bagian dalam dan luar thresher dilakukan setiap minggu.

    2.4. Stasiun Kempa (Press Station)

    Berfungsi untuk memeras minyak dari daging buah dan biji pada waktu yang bersamaan memecahkan sebanyak mungkin sel-sel minyak. Pemecahan sel-sel minyak ini dapat disempurnakan atau dipercepat dengan memberikan panas selama proses pada temperatur 90ºC – 95Cº.

    https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT9iKOwWcAWghmY7qxG8vwy9k6NnqyCLk-k6ASB9ziF53o728XH

    Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan atau pelumatan:

      1. Pisau pengaduk harus dan terpasang sebanyak 5 tingkat, tingkat pisau bagian atas berfungsi sebagai pelumat dan pisau di bagian bawah berfungsi sebagai pengadukan berat mendorong massa buah keluar dari digester.
      2. Pisau pengaduk harus cukup panjang untuk mencegah lapisan pericar menempel pada dinding. Bila hal ini terjadi maka perpindahan panas akan terhalang, yang berakibat menurunkan efisiensi kerja dari alat tersebut.
      3. Digester harus terisi penuh setiap saat, agar waktu tinggal massa buah lebih lama dan memperoleh efek pengadukan yang maksimum.
      4. Pemanasan dengan uap pada temperatur 95ºC – 98ºC.
      5. Jumlah lubang perforasi di bottom plate 1,200 buah Ø 5 mm atau 1,800 Ø 4 mm. Dipasang pipa indeksi steam di bottom plate.
      6. Waktu pengadukan yang ideal adalah 20 menit, bila digunakan kempa hidrolik dan 30 menit untuk kempa ulir.
      7. Putaran pisau pengaduk normal adalah 23 – 25 rpm.
      8. Jarak pisau dengan dinding 2 cm.
      9. Pembersihan dan pemeriksaan bagian dalam digester dilakukan setiap minggu.
    2. Kempa Ulir (Screw Press)

    Berfungsi untuk memeras buah yang sudah diaduk dari digester dengan tekanan hydrolik 45 – 50 kg/cm², sehingga minyak kasar keluar dari daging buah. Oleh tekanan 2 buah screw press yang berputar berlawanan arah di dalam sebuah silinder. Minyak keluar melalui saringan dan ditampung di Bak Row Oil. Sedangkan serabut dan biji diangkat oleh Cake Breaker Conveyor (CBC) menuju ke pemisahan biji dan serabut (depricarper). Jarak screw dengan silinder press < 5 mm dan kapasitas olah ± 10 – 12 Ton TBS/Jam/unit. Oil gear box, speed redcer, V-belt dan minyak hidrolik packe diperiksa setiap hari sebelum mesin dioprasikan.

    Pengaruh tekanan kempa yang terlalu tinggi menyebabkan:

    1. Jumlah biji pecah semakin tinggi
    2. Jumlah serat-serat halus yang terikut minyak bertambah. Hal ini akan menyulitkan pada proses pemisahan minyak selanjutnya.

    Pengaruh tekanan kempa yang rendah menyebabkan:

    1. Cake basah, kerugian minyak pada ampas dan biji tinggi.
    2. Pemisahan ampas dan biji tidak sempurna, maka pengolahan biji akan mengalami kesulitan.
    3. Ampas menjadi basah, sehingga tidak terhisap oleh blower.
    3. Tangki Penangkap Pasir (Sand Trap Tank)

    Minyak yang keluar dari pressan dan digester ditampung dalam Bak Row Oil dan dialirkan ke dalam Sand Trap Tank yang berfugsi sebagai alat untuk menangkap jumlah pasir dalam minyak yang akan dialirkan ke ayakan, dengan maksud agar ayakan terhindar dari gesekan pasir yang dapat menyebabkan keausan ayakan. Pembersihan dan pemeriksaan dilakukan setiap minggu.

    4. Saringan Bergetar (Vibrating Screen Separator)

    Berfungsi untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut dalam minyak kasar. Saringan terdiri dari 2 tingakat dengan luas permukaan masing-masing 2 m². Tingkat atas memakai kawat saringan 30 mesh dan bagian bawah 40 mesh. Untuk mempermudah proses pemisahan minyak pada saringan getar, maka pada waktu penyaringan massa minyak diencerkan dengan air panas yang bersuhu ± 90ºC. Padatan yang terpisah bergerak teratur ke pinggir ayakan menuju bottom Cross Conveyor.

    Hal-hal yang diperhatikan:

    1. Pengenceran dengan air diatur , sehingga cairan dalam tangki mempunyai perbandingan 1:2 (minyak : lumpur).
    2. Jumlah getaran ayakan 1400 – 3000 getaran/menit. (Tim Penulis. 2009)

         5. Bak Row Oil (Bak RO)

    Fungsi Bak RO adalah untuk memanaskan minyak kasar dan mengendapkan kotoran/pasir yang masih lolos dari Sand Trap dan Vibrating Screen Seperator. Suhu cairan minyak kasar dalam bak RO 98-1000C. Kapasitas pompa bak RO ke CST disesuaikan dengan jumlah cairan yang di hasilkan oleh pabrik yaitu 60% x Kapasitas olah TBS. Seluruh pengutipan minyak yang masih terikut dalam lumpur, seperti minyak dari lumpur separator, bak fat-fit, spui (sisa pencucian) dari tanki timbun dan Oil Tank, upayakan dimasukkan dulu ke Bak RO (melalui vibrating Screen/ Vibro Seperator) agar sempat disaring dan dipanaskan terlebih dahulu. Hindarkan pengiriman langsung ke CST karena suhu minyak pengutipan minyak tersebut pasti lebih rendah dibandingkan dengan suhu di CST sehingga dapat menurunkan suhu di CST dan memperlambat pemisahan minyak. Tekanan pompa pengiriman minyak kasar dari Bak RO yang langsung ke CST juga akan menimbulkan gejolak dalam cairan sehingga pemisahan minyak tidak dapat berlangsung dengan sempurna. (http://zairifblog.blogspot.com/2010/12/bak-ro.html)

    6. Tangki Minyak Kasar (Crude Oil Tank)

    Pada crude oil tank ini minyak dipanaskan dengan steam melalui sistem pipa pemanas, dan suhu dipertahankan 90-95°C. Dari sini minyak dipompakan ke CST (Continuous Settling Tank). Dari Bak Row Oil minyak dikirim ke Crude Oil Tank. Crude oil tank merupakan tanki penampung minyak kasar, untuk selanjutnya dikirim ke Continious Settling Tank (CST) untuk proses pemurnian di stasiun minyakan. Minyak dari crude oil tank dipompakan ke CST dimana sebelumnya dilewatkan ke buffer tank agar aliran minyak masuk ke CST tidak terlalu kencang.

    2.5. Stasiun klarifikasi Minyakan (Oil Station)

    1. Continious Settling Tank (CST)

    Berfungsi untuk memisahkan minyak mentah dari lumpur (air + lumpur) atas dasar perbedaan berat jenis cairan, dimana minyak yang mempunyai berat jenis lebih ringan akan naik, sedangkan lumpur akan turun. Dalam pemisahan ini kekentalan cairan dan suhu sangat mempengaruhi proses ini, sebab pengenceran dan pemanasan merupakan faktor penentu keberhasilan pemisahan dan pemurnian minyak di klarifikasi.

    http://2.bp.blogspot.com/-iOfpmMWwjXE/TWTbI7OAjjI/AAAAAAAAABw/U_tYmZa9MfI/s1600/DSC00469.jpg

    Hal-hal yang perlu diperhatikan di CST adalah:

    1. Suhu cairan harus diantara 95ºC – 98ºC, pemanasan awal dengan steam indeksi dan selanjutnya dengan steam coll, dan cairan tidak bergejolak.
    2. Agar kotoran tidak terbawa minyak, maka ketebalan lapisan minyak dipermukaan CST ± 60 cm untuk CST vertikal dan 40 cm untuk CST horizontal. Agar lebih mudah pengontrolan dipasang lampu kontrol, dilengkapi dengan Balance Tank dan putaran Agitator ± 3 rpm.
    3. Pembuangan endapan pasir dilakukan 5 jam sekali.
    4. Dicuci dan diperiksa setiap 6 bulam sekali.

    Proses pemisahan CST ini berjalan secara kontiniu, selagi minyak kasar masih dimasukkan dan oilnya akan dialirkan ke Oil Tank, sedangkan lumpur, ke Sludge Tank.

    2. Tangki Minyak (Oil Tank)

    Minyak yang berasal dari CST ditampung dalam Oil Tank (tangki masakan minyak). Tangki ini berbentuk silinder dan pada bagian dasarnya berbentuk kerucut, didalam tangki dipasang pipa spiral pemanas yang dialiri uap tekanan 3 kg/cm² agar suhu dapat dipertahankan 95ºC - 98ºC.

    Minyak yang bersal dari CST dialirkan ke Oil Tank untuk dipanaskan pada temperatur 95ºC - 98ºC, agar air yang masih terdapat dalam minyak dapat dihilangkan.

    3. Pembersih Minyak (Oil Purifier)

    Prinsip Kerja:

    Prinsip kerja alat ini adalah gaya sentrifugal, sehingga minyak yang memiliki berat jenis lebih kecil dari dari air dan kotoran akan terlempar ke bagian atas Bowl dan air dinding bowl).

    Alat ini berfungsi untuk menghilangkan kotoran dan kadar air dalam minyak. Alat ini beroperasi dengan putaran 5000 rpm – 6000 rpm.

    Hal-hal yang harus diperhatikan pada proses Oil Purifier:

    1. Suhu minyak harus 90ºC - 95ºC.
    2. Pembebanan (minyak dialirkan masuk) baru dapat dilakukan setelah dicapai putaran normal dari mesin dengan menghitung Revolution Counter (118 – 125) rpm.
    3. Aliran minyak harus konstan.
    4. Jika putaran mesin tidak tercapai, lakukan pemeriksaan pada kopling dan rem.
    5. Jika mesin bergetar, lakukan pembersihan/pencucian Bowl.
    6. Pembilasan dilakukan 1 jam sekali.
    7. Pencucian bowl dan disc dilakukan setiap minggu.

    Minyak hasil proses yang baik adalah sekitar, kadar air berkisar sekitar antara 0,20% - 50%, dan kadar kotoran 0,01% - 0,13%.

    4. Pengeringan Air (Vacum Drier)

    Fungsi Vakum Drier adalah mengurangi kadar air dengan kevakuman ± 760 mmHg. Hasil minyak dari proses pengeringan yang sempurna kadar airnya berkisar antara 0,10 – 0,50%.

    5. Tangki Lumpur (Sludge Tank)

    Berfungsi untuk menampung lumpur hasil pemisahan dari CST. Lumpur yang keluar dari CST (masih mengandung minyak) dialirkan ke dalam Sludge Tank dan diolah lagi untuk memperoleh minyak, dimana suhu berkisar antara 95ºC - 98ºC yang dipanaskan dengan sistem injeksi.

    6. Saringan Berputar (Brush Strainer)

    Berfungsi untuk memisahkan kotoran-kotoran kasar dan pasir pada lumpur yang akan diolah di Sludge Seperator.

    Brush Strainer terdiri dari dua tabung silinder yang berlubang-lubang halus dengan sikat baja yang berputar bersamaan poros pada silinder tersebut. Cairan yang telah tersaring keluar dari bagian atas dan mengalir ke Pre Cleaner, sedang serabut/sampah dibuang dari bagian bawah. Dilakukan pencucian setiap 6 jam pada Brush Strainer.

    Cairan sludge hasil penyaringan pada brush strainer masih mengandung pasir, dan untuk memisahkan pasir tersebut digunakan Pre Cleaner. Bagian atas alat ini berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk kerucut yang terbuat dari keramik. Dibawah kerucut ini terdapat tabung pengendapan pasir.

    Cairan lumpur dipompakan pada bagian atas dengan sistem siklus, sistem cairan berputar dalam tabung dan kerucut yang melibatkan timbulnya gaya sentrifugal. Gaya ini menyebabkan pasir turun dengan cepat melalui kerucut (dibuang), cairan bergerak ke atas dan keluar melalui poros. Pembuangan pasir pada bagian bawah (penampung pasir) dilakukan secara teratur setiap 30 menit.

    8. Pemisah Lumpur (Sludge Separator)

    Berfungsi untuk memisahakan lumpur dan kotoran terhadap minyak. Temperatur lumpur yang masuk ke Sludge Separator adalah 95ºC - 98ºC. Akibat gaya sentrifugal dan perbedaan berat jenis, maka lumpur dan kotoran akan terlempar lebih jauh menuju dinding Bowl, sedangkan minyak masuk melalui Piring Disc dan mengalir ke Dasar Bak, sedangkan lumpur dan air keluar. Pencucian silakukan setiap 6 jam.

    9. Tangki Timbun (Storage Tank)

    Minyak yang telah dihasilkan ditimbun di Storage Tank. Storage Tank yang terdapat di PKS Pabatu ada 3 unit tangki yang berkapasitas 3500 Ton, dengan perincian antara lain:

    1. Tangki 1 berkapasitas 1500 Ton.
    2. Tangki 2 berkapasitas 1000 Ton.
    3. Tangki 3 berkapasitas 1000 Ton.
    10. Bak Penampung Lumpur (Bak Fat Fit)

    Cairan-cairan yang masih mengandung minyak dari parit klarifikasi dan air kondensat rebusan ditampung di dalam bak lumpur. Minyak yang masih terkandung dalam cairan buangan ini, selama dalam bak, perlahan-lahan terpisah secara grafitasi. Lapisah minyak dikutip dan dialirkan ke bak penampung untuk selanjutnya dipompakan ke Sand Trap Tank dan cairan bawah dialirkan ke parit pembuangan limbah. Bertujuan untuk mengutip minyak yang masih terdapat di lumpur dan limbah yang telah dibuang.

    https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTDwM-VErYHFETAK3fkD_4pKRsMDhJ5npIItVZ338eA1ig-171K

    C.        BAHAN BAHAN KIMIA YG DIGUNAKAN,FUNGSI NYA DAN DAMPAK BAGI KONSUMEN.

    Pada saat proses pengolahan TBS Menjadi CPO tidak ada digunakan bahan bahan kimia. Hanya menambahkan air panas pada saat tahap pressing.

    Bahan bahan kimia hanya digunakan pada saat pengujian mutu minyak CPO di laboratorium. Penggunaan bahan bahan kimia hanya bertujuan untuk melakukan pengujian mutu minyak CPO.

    Pada tahap ini kami tidak di jelaskan bagaimana dampak dari penggunaan bahan bahan kimia pada minyak CPO tersebut. Di karenakan pada saat kunjungan industri kami tidak di perbolehkan masuk kedalam laboratorium pengujian mutu minyak CPO, berhubung karena laboratorium lagi dalam perbaikan.

    Menurut saya, sebagai mana kita tahu bahwa semua bahan bahan kimia mempunyai dampak negatif terhadap kehidupan sehari hari. Tetapi itu semua tergantung terhadap konsentrasi atau banyak nya bahan kima digunakan.

    D.        PEMASARAN

    Hasil produk dari PTPN IV di pasarkan di dalam negeri maupun di ekspor ke luar negeri. Dan ada juga sebagian perusahaan yang langsung datang untuk membeli produk yg di hasilkan untuk di olah kembali menjadi berbagai produk lain nya, seperti produk sabun,minyak goreng,dll.

    Produk yang telah di hasilkan di kirim ke KIM baru selanjut nya di kirim belawan untuk di pasarkan atau di ekspor di dalam maupun luar negeri.

    Hasil dari limbah inti sawit di ekspor langsung ke belanda malalui pelabuhan belawan untuk di olah lagi menjadi makanan hewan.

    E.        KONTRIBUSI PERUSAHAAN TERHADAP MASYARAKAT SEKITARNYA DAN MASYARAKAT INDONESIA SECARA UMUM.

    Setiap perusahaan yang berdiri pasti akan ada dampak positif dan dampak negatif nya terhadap masyarakat sekitar maupun masyarakat umum.

    Tetapi tergantung kepada perusahaan tersebut bagaimana cara untuk menetralisir dampak tersebut terhadap masyarakat.

    1.      dampak negatif terhadap masyarakat

                Dampak negatif terhadap masyarakat tentu saja ada, seperti limbah dari perusuhaan tersebut yang mengakibatkan air tanah menjadi tercemar, tetapi itu semua dapat di netralisir oleh perusahaan dengan cara mengambil simpati masyarakat dengan membangun rumah sakit umum,membangun jalan umum, membangun jembatan,membangun sekolah untuk anak anak masyarakat sekitar, dll. Dengan cara itu dampak negatif yang terjadi dapat di netralkan oleh perusahaan terhadap masyarakat.

    2.      dampak positif terhadap masyarakat.

    Banyak sekali dampak positif yang dapat di rasakan oleh masyarakat sekitar maupun masyarakat umum, tanpa terkecuali kepada kami sendiri, yaitu yang telah memberikan izin untuk melihat langsung bagaimana proses industri atau proses pengolahan kelapa sawit. Yang tentu nya sangat berguna terhadap kami semua terutama kepada saya yang telah bisa melihat langsung bagaimana proses kerja industri pengolahan CPO.

    Adapun dampak positif perusahaan terhadap masyarakat adalah dengan cara :

    1. Membangun masjid maupun gereja.
    2.  Membangun sekolah SLTP yakni SMP YAPENDAK pabatu.
    3.  Membangun rumah sakit umum pabatu
    4.  Membangun jembatan maupun jalan umum lainya
    5.  Memberikan bantuan kepada korban bencana alam maupun masyarakat yg kurang mampu
    6.  Melakukan sosialiasi kepada masyarakat
    7. Dan terutama memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar maupun masyarakat umum lainya. Seperti menerima karyawan kepada siswa siswi yang telah tamat sekolah sesuai jurusan nya. Terutama jurusan kimia.

    F.PENANGANAN LIMBAH

    Limbah dari perusahaan tersebut di olah kembali oleh perusahaan tersebut untuk di ambil lagi hasil produk dari limbah tersebut.

    Seperti limbah dari CPO yang telah di simpan di tempatnya di olah kembali untuk di ambil kembali sedemikian persen minyak CPO yang terkandung dalam limbah tersebut.

    Setelah limbah CPO tersebut di olah kembali, barulah hasil akhir dari limbah tersebut di bawak ke pengolahan limbah air bersih. Untuk di olah lagi menjadi air bersih.

    Limbah dari cangkang atau brondolan di olah kembali menjadi PKO,PKM dan untuk pembangkit listrik ketel uap.

    Cangkang tersebut di belah dan di ambil inti nya untuk di olah menjadi PKO dan PKM. Dan cangkang yg telah di belah di bawak ke LTDS untuk di olah menjadi pembangkit listrik ketel uap.

    Dan limbah dari tandan kelapa sawit di haluskan di bawak ke tanaman kelapa sawit baru kemudian di siram kan kepada tanaman tersebut. Berguna sebagai pupuk organik bagi tanaman.

    BAB III

    KESIMPULAN

    3.1 Kesimpulan

    a.Berdasarkan hasil praktikum/kunjungan ke pabrik pengolahan kelapa sawitdapat di ambil kesimpulan bahwa proses pengolahan kelapa sawit untuk dijadikan minyak kelapa sawit (CPO) melalui beberapa tahapan yaitu penimbangan, sortasi, perebusan,gester, pengepressan, pemurnian dan penyimpanan.

    b.Produksi Utama yang dihasilkan ”PTPN IV PABATU” berupa CPO,PKO, dan PKM dan pemasarannya sudah hampir ke seluruh Indonesia bahkan ekspor ke luar negeri .

    c.limbah dari hasil pengolahan kelapa sawit tersebut di olah kembali menjadi PKO,PKM,air bersih,pembangkit tenaga listrik dan pupuk organik bagi tanaman kelapa sawit PTPN IV.

    3.2 kesan dan pesan

    Kesan :

    a. Sambutan dari pihak perusahaan sangat ramah dan baik.

    b. Kunjungan industri ini sangat bermanfaat, karena kita bisa melihat langsung proses kerja pengolahan kelapa sawit menjadi CPO.

    c. Banyak pengalaman yang kami peroleh dan sangat banyak menambah wawasan pengetahuan saya terutama di bagian industri.

    Saran/pesan :

    a. Sebaiknya pimpinan/pembina di perusahaan tersebut lebih jelas dalam menerangkan atau menjelaskan tentang bagian-bagian atau proses pengolahan kelapa sawit.

    b. Kegiatan lebih baik disesuaikan dengan jadwal produksi agar siswa dapat mengetahui proses pembuatannya.

    c. sebaiknya pembina lebih banyak, dan sebaiknya pembina membawa siswa ke setiap proses pengolahan yang ada di industri agar siswa dapat mengetahui semua proses yang ada di industri pks pabatu ini.

    d.  sebaiknya siswa yang melakukan kunjungan industri ini di bagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok diberikan pembina yang telah berpengalaman di dalam bagian proses industri ini, agar semua siswa yang melakukan kunjungan industri dapat bagian untuk mengetahui langsung bagaimana proses pengolahan nya.

    e. Diharapkan agenda program Kunjungan Industri dan tour ini tetap berjalan setiap tahunnya.

    PENUTUP

                Demikianlah laporan yang saya buat ini, dengan ini saya sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, apabilah terdapat kesalahan dalam penulisan maupun perkataan saya mohon diberikan maaf dan masukan, karena saya masih dalam tahap belajar. Kepada allah saya mohon ampun dan kepada bapak/ibu guru saya mohon di beri maaf.

    Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalamu Alaikum wr.wb

    MOMENT KEBERSAMAAN KELAS XI KI-2 WITH WALI KELAS

    KETIKA DI PTPN IV PABATU & LAKE TOBA (PARAPAT)

    MOMENT KEBERSAMAAN KELAS XI KI-2 WITH WALI KELAS

    KETIKA DI PTPN IV PABATU & LAKE TOBA (PARAPAT)

    study tour 1.jpg

    study tour.jpg

    Begitulah detil mengenai laporan kunjungan industri kelapa sawit ke PTPN IV Pabatu semoga tulisan ini berfaedah salam

    Artikel ini diposting pada tag

    konten ini bersumber dari https://darwansyahkapurbarus.blogspot.com/2015/05/laporan-kunjungan-industri-kelapa-sawit.html

    jika ingin membeli dan mengetahui harga mesin cantasmesin screening cangkang sawit

    ----------------------------------------

    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Proses Replanting Sawit

    Proses Perkebunan Sawit

    Mesin Pencacah Pelepah Sawit Medan Sumatera Utara